Pang Suma, Pahlawan Pemberani Asal Dayak yang Membuat Jepang Ketar-Ketir!

Jika mengingat pahlawan yang berjuang demi Indonesia, mungkin Jenderal Sudirman, Cut Nyak Dien atau Diponegoro, yang terlintas di pikiran kita. Namun, pernahkah Anda mendengar nama Pang Suma? Mungkin nama pahlawan yang satu ini cukup asing di telinga masyarakat, tetapi perannya sangat penting dalam membela Tanah Air.

Pang Suma merupakan pahlawan asal Kalimantan Barat, yang jasanya begitu besar bagi bangsa Indonesia. Bahkan Pang Suma berhasil membuat tentara Jepang ketakutan.

Asal Pang Suma

Pang Suma merupakan anak ketiga dari enam bersaudara. Pang Suma memiliki nama asli yakni Bendera bin Dulung, namun ada pula yang menyebutya Menera. Arti nama Pang Suma ialah Bapak si Suma. Panggilan Pang merupakan satu kebiasaan penduduk setempat agar lebih sopan dan hormat kepada seseorang.

Pang Suma merupakan tokoh pejuang yang berasal dari Suku Dayak dan tinggal di Dusun Nek Bindang di tepian Sungai Kapuas Desa Baru Lombak, Kecamatan Meliau, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.

Pang Suma merupakan nama besar di Kabupaten Sanggau. Di Kota Pontianak, nama Pang Suma menjadi ikon dan terpampang besar sebagai nama tempat atau gedung.

Melawan Jepang

Kegigihan Pang Suma dalam melawan tentara Jepang berhasil membangkitkan semangat masyarakat Kalimantan Barat untuk mengusir tentara Jepang. Dalam perjuangannya melawan penjajah, Pang Suma hanya menggunakan sebilah nyabur, sejenis mandau atau parang.

Pang Suma mulai ditakuti para tentara lainnya ketika dia berhasil menghabisi beberapa pimpinan Jepang. Hal inilah yang membuat tentara Jepang ketakutan akan keberadaan Pang Suma. Berbagai cara dilakukan tentara Jepang untuk mencari kelemahan pahlawan asal Dayak tersebut.

Akhir Hayat Pang Suma

Menjelang akhir hayatnya, Pang Suma mendapat pertanda buruk. Ujung nyabur miliknya patah sebelum menyerang markas Jepang di Kantor Gunco (camat) di Meliau pada 17 Juli 1945.

Pertanda itu pun menjadi kenyataan. Sebuah peluru menembus pahanya yang konon merupakan rahasia kekuatan dari panglima perang ini. Namun, di saat menahan kesakitan itu, ia sempat berpesan kepada rekan seperjuangannya yang membopongnya dari lokasi perang.

"Tinggal aja aku di sito uda nada aku to idop lagi, pogilah kita, maju terus berjuang." Adapun artinya, "Tinggalkan saja saya di sini saya tidak bisa hidup lagi pergilah kamu maju terus berjuang."

Pang Suma meninggal di bawah jembatan, yang saat ini berlokasi di sebelah Dermaga Meliau. Tidak jauh dari tempat itulah Pang Suma dimakamkan. Kini di sana berdiri sebuah tugu yang diberi nama Tugu Pang Suma.

Informasi kematian salah satu pejuang Kalbar dan panglima perang ini tidak menyurutkan para anggota Perang Majang (pasukan pimpinan Pang Suma) saat itu untuk melanjutkan perjuangan. Mereka justru bergelora untuk mengusir Jepang dari Bumi Kalimantan Barat.

Bangsa yang besar adalah yang menghargai jasa dan pengorbanan pahlawannya. Dan generasi mendatang wajib mengambil hikmah yang telah dikorbankan seorang pahlawan yang salah satunya Pang Suma dalam membela bangsa dan Tanah Air. (irvan alfaris/poy)

sumber : https://www.otonomi.co.id/ragam/-pang-suma-pahlawan-asal-dayak-yang-bikin-jepang-ketar-ketir-1702016.html  

Silahkan share

Related Posts: