Mengharukan, Inilah Kisah Tentara Asing yang Membelot dan Membantu Indonesia di Perang Kemerdekaan!

Bangsa Indonesia Merebut Kemerdekaan dengan perjuangan dan pengorbanan harta dan jiwa raga, namun semua pengorbanan itu tidak sia sia kini kita bisa hidup di negara Indonesia yang merdeka dan nyaman.

Perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan memiliki cerita yang sangat panjang banyak cerita sejarah yang bisa kita ceritakan ke anak cucuk kita nati betapa gigihnya para pahlawan dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah.

Nah menariknya dalam perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan ternyata ada pasukan asing di luar Indonesia yang membantu bangsa kita dalam perang kemerdekaan.

Seperti dikutip dari situs suartkabar.id, Suatu hari di akhir-akhir tahun 1945, sebuah iring-iringan konvoi pasukan Inggris dari British Indian Army (BIA) dihadang sekelompok laskar republik di Bogor.

Para penghadang terdiri dari anak-anak muda bersenjatakan beberapa pucuk bedil usang dan parang. Namun dalam waktu cepat, para serdadu BIA yang jauh lebih berpengalaman itu justru malah balik bisa mengepung dan menjadikan anak-anak muda tersebut bertekuk lutut.

Usai mengumpulkan para tawanan, salah seorang opsir mereka menyampaikan ceramah pendek di hadapan anak-anak muda itu.

“Isinya nasehat supaya anak-anak kita jangan melawan, karena katanya mereka bersimpati terhadap perjuangan kita. Dianjurkan pula oleh opsir itu agar anak-anak berlatih dahulu sebelum turun dalam suatu pertempuran sungguh-sungguh…” ungkap Jenderal (Purn) A.H Nasution dalam Sekitar Perang Kemerdekaan Jilid 2.

Menurut Nasution, adanya rasa simpati pasukan Inggris asal Asia Selatan ( India/Pakistan) terhadap perjuangan orang-orang Indonesia tentunya bukan tanpa dasar.

Bukan rahasia lagi jika sebagian besar bangsa India/ Pakistan saat itu menyimpan rasa kurang suka terhadap Belanda, yang menjadi musuh orang-orang Indonesia. Hal itu terkait dengan kejadian di Afrika Selatan, di mana perlakuan rasis keturunan Belanda berlangsung secara kencang terhadap orang-orang keturunan India di sana.

Namun para peneliti sejarah BIA di Indonesia seperti Firdaus Sjam dan Zahir Khan menyebut faktor agama-lah yang menjadi pemicu utama munculnya rasa simpati tersebut.

“Faktor ini yang melahirkan sikap mereka untuk bahu membahu dengan para pejuang republik berperang melawan penjajah sebagai satu fisabilillah…” tulis mereka dalam Peranan Pakistan di Masa Revolusi Kemerdekaan Indonesia.

Menurut Firdaus Syam dan Zahir Khan, ada sekitar 600 prajurit Inggris asal India/Pakistan yang membelot ke kubu kaum republik. Mereka tersebar bukan saja di kota-kota besar pulau Jawa namun juga tersebar di wilayah-wilayah Sumatera.

”Sumatera Utara khususnya Medan merupakan basis terbesar para pembelot tersebut bahkan mereka sempat membuat suatu kesatuan khusus terdiri dari kalangan mereka guna melawan militer Belanda disana,” tulis Firdaus Syam dan Zahir Khan.

Nama kesatuan itu adalah Bataliyon Putra Asia (masuk dalam Resimen III Divisi X) pimpinan Mayor Abdul Sattar, seorang bangsa India muslim yang sejak sebelum terjadinya Perang Kemerdekaan, sudah lama tinggal di Medan.

Menurut Muhammad TWH, selama Perang Kemerdekaan berlangsung, Bataliyon Putra Asia banyak dilibatkan dalam berbagai operasi tempur di wilayah Medan dan sekitarnya. Bahkan, sebagai tenaga bantuan latih sekaligus petempur, mereka pernah mengirimkan 17 anggota ke palagan Aceh dengan diikuti oleh seorang prajurit Inggris totok yang membelot bernama John Edward (setelah masuk Islam lebih dikenal sebagai Abdullah Inggris).

Karena kelihaiannya dalam beretorika dan berpidato, John bersama seorang pembelot BIA bernama Chandra lantas didapuk menjadi penyiar Radio Perjuangan Rimba Raya (memiliki kekuatan daya pancar hingga Australia dan India) masing-masing untuk program bahasa Inggris dan bahasa Urdhu (India).
”Rimba Raya hadir pada saat sebagian besar radio-radio kaum republik mati karena dibungkam Belanda,” ujar Muhammad TWH.

Saat Muhammad Hatta melakukan kunjungan ke Pematang Siantar pada awal 1948, Bataliyon Putra Asia-lah yang mendapat tugas untuk mengawal Wakil Presiden pertama RI itu. Beberapa saat usai Hatta meninggalkan kota tersebut, militer Belanda kemudian datang menyerang.

Terjadilah pertempuran hebat hingga para patriot dari selatan Asia itu kehabisan amunisi. Kendati posisi mereka sudah terkepung, mereka tidak lantas menyerah, malah justru mencabut bayonet dan memutuskan untuk berduel satu lawan satu melawan prajurit-prajurit Belanda. Pertempuran jarak dekat itu mengakibatkan 15 prajurit Yon Putra Asia gugur.

“Jasad mereka lantas dimakamkan di Pematang Siantar, namun sekitar tahun 1950-an kerangka-kerangka mereka dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Medan dalam suatu upacara militer,” kata pengelola Museum Pers Sumatera Utara itu.

Mayor Abdul Sattar sendiri berhasil lolos dari maut.
Lepas Perang Kemerdekaan, ia keluar dari dinas militer dan sempat berkerja secara serabutan sebelum akhirnya karena faktor kebutuhan ekonomi ia memutuskan menjadi seorang petinju amatir.

Saat menjadi petinju inilah, orang Medan lebih mengenalnya sebagai Young Sattar.

Di Jawa Barat, pada 30 Agustus 1947 sempat berdiri suatu kesatuan bernama International Volunteers Brigade (IVB).

Kesatuan ini terdiri dari tentara republik yang berasal dari berbagai macam bangsa Asia (Tiongkok, Filipina, Malaysia, India dan Pakistan). Namun anggota yang paling banyak terdiri dari pasukan India dan Pakistan yang membelot dari kesatuan-kesatuan militer Inggris.

Ini adalah foto langka seorang prajurit IVB dari India tengah melakukan suatu penghadangan terhadap konvoi militer Belanda di Jawa Barat. Mereka bahu membahu bersama pasukan TNI mempertahankan nama Republik Indonesia

Sumber : suratkabar.id

Silahkan dishare


Related Posts:

Berkenalan dengan Denjaka. Kekuatan 1 Prajurit Setara 120 TNI Biasa!

Denjaka pasukan khusus milik TNI AL, yang sangat terlatih dan teruji di medan pertempuran. Pasukan super rahasia ini sangat ketat ketika melakukan perekrutan anggota, pelatihan super keras dan terkadang tidak manusiawi. Menjadikan satuan dengan motto Satya Wira Dharma, memiliki kemampuan anti teror, anti sabotase, pengintaian dan intelijen.

Sejarah pendirian Denjaka berawal keputusan KSAL no Skep/2848/XI/1982, tentang pembentukan Pasula atau Pasukan Khusus Angkatan Laut. Selanjutnya pada 13 November 1984, Panglima TNI mengesahkan pembentukan Denjaka atau Detasemen Jala Mangkara.

Secara Organisasi Denjaka dipimpin oleh perwira berpangkat Kolonel, namun pelaksana pembina berada di bawah komandan Marinir. Satuan Denjaka terdiri dari 1 detasemen markas, 1 tim markas, 1 tim teknik, dan tiga tim tempur yang terdiri dari Alfa, Bravo dan Charlie.

Bergabung menjadi anggota Denjaka tidaklah mudah, selain fisik kemampuan otak menjadi penentu. Seorang calon Denjaka harus melewati kursus PTAL atau Penanggulangan Teror Aspek Laut, beragam pelatihan di luar akal sehat pun harus dilalui. Salah satu yang paling menantang adalah kamp tawanan dan pelolosan, tidak sedikit siswa yang gugur dalam tahapan ini.

Menjadi satuan khusus pasti dipersenjatai secara khusus juga, beberapa peralatan canggih seperti night vision, breaching kit, dan senjata canggih digunakan satuan ini. Selain Denjaka memiliki kendaraan taktis, untuk menunjang penyerbuan, bahkan peralatan spionase dimiliki satuan ini, untuk memperoleh informasi.

Pasukan khusus selalu dihadapkan dengan misi yang tidak lazim, beberapa ini misi yang berhasil diemban Denjaka dengan sukses, memburu GAM pembunuh Marinir di Cot Trieng pada 1998, menghalau kapal portugis di Timor Timur pada 1992, operasi pembebasan sandera di Somalia pada 2011.

Denjaka, Gabungan Dua Pasukan Elite TNI AL

Tugas utama dari pasukan baret ungu ini adalah sebagai satuan antiteror yang bisa dioperasikan dimana saja, terutama di laut. Spesialisasi mereka adalah antiteror dan antisabotase di laut dan daerah pantai.

Anggotanya merupakan gabungan antara personel Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan Batalyon Intai Amfibi (Yontaibi). Dengan kata lain, Denjaka merupakan dua tim elit yang digabung menjadi satu sehingga menjadi satu kekuatan menakutkan.

Sebagai pasukan khusus, aktivitas Denjaka bersifat rahasia. Berbagai kegiatannya pun sangat jarang dipublikasikan. Alhasil, kekuatan bisa sangat mengejutkan musuh saat bentrok.

Mereka bisa beroperasi di darat, laut, dan udara. Mereka juga kadang dilibatkan untuk pengamanan presiden.

Dilansir dari berbagai sumber, kekuatan satu personel Denjaka bahkan setara dengan 120 TNI biasa. Kemampuan mereka didapat dari hasil pelatihan luar biasa keras. Fisik, mental, serta kemampuan berpikir mereka merupakan keunggulan yang bisa membuat musuh kelabakan.

Dari ratusan orang yang mendaftar jadi anggota Denjaka, biasanya hanya sekira 50 orang yang lolos. Satu per satu biasanya tumbang setelah melewati rangkaian proses seleksi dan latihan yang mengerikan.

Salah satu cara menggembleng anggota Denjaka adalah dengan melepasnya di laut lepas dengan tangan dan kaki terikat. Berada di tengah laut dengan ombak ganas, mereka dituntut untuk bisa melepaskan diri. Itu dilakukan agar jika suatu saat mereka dilepas musuh dengan kondisi tangan dan kaki terikat, mereka bisa bertahan hidup.

Tak kalah ngeri dari dilepas di laut, mereka juga dilepas di hutan tanpa perbekalan. Satu-satunya yang dibekali hanya garam. Mereka harus bisa bertahan hidup tanpa perbekalan.

Hutan pun jadi sahabat yang akan membuat mereka tetap bertahan. Dari latihan itu, diharapkan anggota Denjaka punya kemampuan bertahan di alam, melatih kemampuan fisik, hingga kemampuan skill perorangan.

Untuk melatih kemampuan sebagai pejuang tangguh di udara, mereka juga dilatih untuk terjun dari pesawat dengan ketinggian yang sulit dideteksi musuh.(ris)

Sumber : bintang.com, radarmiliter


Related Posts:

Pemerintah Wacanakan Wajib Militer bagi Siswa Sekolah Kedinasan. Ini Alasannya,


ilustrasi wajib militer
Pemerintah mewacanakan wajib militer bagi siswa yang bersekolah di Kedinasan baik sekolah dinas dari Kementerian ataupun Instansi terkait.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menjelaskan bahwa hal itu penting diterapkan saat ini, sebagai bentuk antisipasi dari ancaman terhadap negara yang lebih besar.

"Saya pikir ini penting, jadi kalau negara terancam secara fisik, ada yang sudah bisa pegang senjata," jelas Mendagri di Kantor Kemendagri, Jakarta, Senin (26/12/2016).

Beberapa sekolah kedinasan seperti Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), sekolah Imigrasi dan sekolah-sekolah lainnya, kata Tjahjo, bisa menerapkan wajib militer dalam kurikulum mereka selama paling lama satu semester atau enam bulan.

Menurut Mendagri,  gagasannya bisa diwujudkan sebab dalam seminar yang dilakukan di IPDN beberapa waktu lalu Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo telah menyetujui hal itu.

"Bahkan Panglima bilang kalau akan diberikan pangkat Letnan Dua jika telah selesai mengikuti wajib militer," kata dia.

Wajib Militer, jelasnya, tidak akan dipaksakan ke setiap anggota masyarakat karena hal itu hanya akan diterapkan di sekolah kedinasan saja, bukan untuk sekolah umum lainnya.

Setujukah anda?

Sumber : tribunnews.com


Related Posts:

Mengharukan, Ketika Prabowo Menolak Panggilan Sekolah Perwira demi Selesaikan Misi Perang

Malam itu Prabowo Subianto mengumpulkan seluruh anak buahnya. Dia sadar prajuritnya resah lantaran selentingan beredar dia bakal ditarik ke Jakarta buat mengikuti sekolah lanjutan perwira Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat.

"Saya tahu kalian sudah dengar saya mau sekolah, tapi saya tidak akan pulang. Biar adik-adik saya sekolah dulu tidak apa-apa," begitu kata Kapten Infanteri Prabowo Subianto kepada prajuritnya dari Satuan Penanggulangan Teror 81 Komando Pasukan Khusus saat menjalani operasi militer di Timor Timur pada 1983. Prabowo ketika itu mendapat panggilan untuk mengikuti sekolah lanjutan perwira Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat buat naik pangkat menjadi mayor.

Dia menolak panggilan sekolah itu demi menyelesaikan misi di wilayah bekas jajahan Portugis itu. "Biar saya selesaikan tugas saya dulu. Yang mau pulang di kanan saya, yang mau tugas ke belakang saya," ujar Prabowo kepada seluruh anak buahnya.

Sontak suasana malam itu menjadi hening. Tanpa berpikir panjang, seorang anggota pasukannya berlari ke belakang Prabowo. Dia memilih bertahan untuk memerangi milisi Fretilin. Langkah itu diikuti prajurit lainnya. Semua anak buah Prabowo memilih setia mengikuti sang komandan.

"Komandan mau Selapa, berarti kita pulang," ujar seorang sumber Selasa pekan lalu saat ditemui merdeka.com di sebuah hotel di bilangan Cikini, Jakarta Pusat.

Dikenal berotak encer, karier Prabowo sebagai tentara moncer. Dia diberhentikan secara
hormat dengan pangkat terakhir letnan jenderal. Putra dari begawan ekonomi Soemitro Djojohadikusumo ini kini bertarung lagi dalam pemilihan presiden dua bulan mendatang.

Bagi mantan anak buahnya selama bertugas di Timor Timur, Prabowo dikenal sebagai komandan tegas dan selalu memikirkan kesejahteraan prajuritnya. Bahkan dia selalu ada di barisan depan bersama serdadunya. Prabowo tidak pernah meninggalkan pasukannya di medan perang. Panggilannya di radio komunikasi dikenal dengan sebutan Kancil. "Dia selalu ada di posisi paling bahaya," tuturnya.

Hashim Djojohadikusumo mengakui awalnya keluarga tidak merestui kakaknya terjun menjadi tentara. Ayahnya berkehendak lain. Dia ingin Prabowo meneruskan sekolah hingga sarjana di luar negeri.

Namun langkah diambil Prabowo untuk sekolah di Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) - sekarang berganti nama menjadi Akademi Militer - di Magelang, Jawa Tengah, sudah bulat. Sebagai bukti, Prabowo menjadi lulusan terbaik pada 1974. "Awalnya keluarga tidak merestui," kata Hashim kepada merdeka.com Jumat pekan lalu di Kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerakan Indonesia Raya.

Penghasilan prajurit saat itu pas-pasan. Apalagi untuk membantu keluarga, terbilang sulit. Sumber yang sama bercerita seorang anak buah Prabowo pernah membeli radio buat hiburan dirinya di barak.

Prabowo marah mengetahui hal itu. Dia menyuruh radio itu diberikan kepada keluarganya. Sebagai ganti, dia membelikan televisi berikut radio untuk semua anak buahnya di barak. "Saya ingat waktu zaman saya, pulang tugas kita beli radio. Beliau bilang, 'Sudahlah itu kamu kasihkan ke orang tua'," kata sumber itu.

Bahkan saat hendak bertugas ke Timor Timur, seluruh anak buahnya disuruh melengkapi kekurangan kebutuhan pribadi di Koperasi. Semua dibayar lunas tanpa memotong gaji mereka.

Pesan Prabowo hingga kini masih disimpan dalam-dalam oleh anak buahnya. "Saya nggak mungkin kasih uang, nggak mungkin kasih beras, maka saya berikan nama baik. Itu beliau pesan ke para prajurit," ujarnya mengingat.

Sumber : merdeka.com


Related Posts:

Kisah Menegangkan Sjafrie Sjamsoeddin, Jendral yang Menodongkan Pistol ke Pengawal Presiden Israel

Kawasan Glodok, Agustus 1998. Presiden BJ Habibie mengunjungi kawasan yang belum lama menjadi pusat penjarahan. Massa berkerumun disepanjang jalan padat pertokoan yang dilalui Presiden. Mereka tampak antusias dan hendak mendekati Presiden.

Pangdam Jaya, Mayjen Syafrie Syamsudin yang berada dalam rombongan presiden tiba-tiba memacu langkah bergerak cepat ke depan mendahului rombongan. Tak berapa lama, sambil memegang tongkat komando, ke dua tangannya diangkat tanda menghalau massa yang hendak menyerbu presiden. Serentak massa menghentikan langkah.

Sekitar tiga tahun sebelumnya, Syafrie pernah membuat pengawal Presiden Israel bertekuk lutut. Tepatnya 22 Oktober 1995 di Presidential suite, lt. 41 hotel Waldorf Towers, New York, saat Presiden Israel Yitzak Rabin minta bertemu Presiden Soeharto namun awalnya tak mau menuruti prosedur pengamanan standar Paspampres.
    
Sempat adumulut, pengawal Presiden Israel dengan arogannya menodongkan senjata Uzi ke perut Syafrie yang tetap ngotot masuk dalam lift. Namun kalah cepat dengan kegesitan tangan Syafrie yang lebih dulu menempelkan moncong pistol ke perut tentara Israel itu. Sambil menatap mata Syafrie yang tangannya siap menarik pelatuk.

"Sorry I understand it," ujar pentolan Mossad itu sambil menurunkan arah senjatanya. Bahkan PM Israel pun ikut cemas lantara dua orang Paspamres lainnya juga sudah siap menumpahkan peluru. Alhasil Yitzak Rabin rela menuruti prosedur pengamanan Paspamres dan menunggu 15 menit karena memang datang lebih awal dari jadwal diterima Pak Harto.

Syafrie memang petarung. Pria kelahiran Makassar, 30 Oktober 1952 dan lulusan terbaik AKABRI 1974 ini tergolong sering menyabung nyawa. Terlibat operasi di Timor Timor dan Aceh, Syafrie adalah tentara para komando yang kenyang pengalaman tempur di lapangan sebelum ditarik menjadi Paspamres dan ajudan Presiden.

Sempat menjadi Danrem Surya Kancana Bogor, Syafrie menghabiskan karir teritorial di Ibukota. Pernahkan menjadi Kasdam Jaya, Syafrie adalah Pangdam Jaya saat terjadi gelombang reformasi 1998. Tak heran jika pria Bugis ini mengenal ibukota dengan detil. Baik masyarakat maupun sudut-sudut kota Jakarta.


Mengenyam pendidikan komando di Amerika, Syafrie beberpa tahun kembali ke Mabes TNI. Kepiawaian manajerial membuat dia dipilih membenahi Kementerian Pertahanan sebagai Sekjen sejak 2005. Karirnya terus menanjak hingga meraih bintang tiga dan menduduki jabatan Wakil Menteri Pertahanan sejak 2010-2014.

Syafrie memiliki hubungan dekat dengan berbagai kalangan masyarakat ibukota. Suami Etty Sudiyati ini akrab dengan para ulama dan tokoh Betawi. Maklum sejak saat menjadi Pangdam, Syafrie sudah sering blusukan ke berbagai wilayah ibukota. Selain itu juga akrab dengan berbagai elemen masyarakat lain di ibukota.(ris/dbs)

Sumber : teropongsenayan.com


Related Posts:

Menakjubkan, Inilah Kisah TNI Menemukan Desa di Papua yang Tidak Tercantum pada Peta


Batalyon Infantri Raider 700/WYC Kodam VII/Wrb dipimpin oleh Dansatgas Letkol Inf Horas Sitinjak, saat ini mendapat kehormatan untuk melaksanakan Pengamanan Patok Batas Wilayah Republik Indonesia dengan Papua Nugini. Tugas Satgas ini adalah melakukan patroli dan pendataan ulang batas-batas patok wilayah Republik Indonesia dengan PNG. Selama penugasannya Yonif Raider 700/WYC, sudah mendapatkan 5 patok batas yang selama ini dinyatakan hilang, mulai 1984 di bangun, belum pernah dipatroli kembali.

Dalam perjalanannya tugas operasi dibagi dalam beberapa pos, dan alhasil saat melakukan patroli patok batas yang berada di sekitar pegunungan Bintang didapati sebuah kampung terisolir yang belum terdaftar dalam administrasi pemerintahan atau tidak ada di peta. Kampung Digi, warga setempat menyebutnya.

Dansatgas Pamtas RI-PNG Letkol Inf Horas Sitinjak mengatakan, ditemukannya kampung di wilayah Kabupaten Pegunungan Bintang, masih belum terdaftar dalam adminstrasi pemerintahan, “benar, anggota saya saat melakukan patroli patok batas, telah menemukan satu kampung yang sama sekali belum tersentuh pemerintah. Di dalam peta tak ada, tapi ternyata disana ada kampung, dan ini sudah kami laporkan ke pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang,” Minggu (13/11/2016).

Letkol Inf Horas Sitinjak juga menyampaikan bahwa, sebagian besar masyarakat dikampung Digi, tak tahu sebenarnya mereka warga Negara Indonesia atau PNG. Namun yang pasti kampung tersebut masuk wilayah Indonesia. “Kampung ini masuk wilayah Indonesia, dan berada pada titik koordinat 9732-2580,” paparmya.

Terry Digibin, Tokoh Adat Kampung Digi memaparkan, “Dulu sekitar 100 orang ada itu yang tinggal di kampung, hanya kami tidak tahu apakah kami warga Indonesia atau PNG, maka sebagian warga sudah ada yang di PNG, belum pernah pemerintah Indonesia datang kemari, kami juga masih bingung, kami masuk wilayah administrasi mana, sehingga semua infrastruktur juga tidak ada, dan kami juga bingung mengeluh ke mana”.

Dikatakan lagi, warga setempat tidak memiliki penghasilan layaknya warga di kampung lain. Terlebih lagi, mata pencaharian warga berburu dan berkebun, hanya bisa untuk menyambung hidup sehari-hari. Tak hanya permasalahan ekonomi, pendidikan dan kesehatan di kampung ini juga tidak ada sama sekali. “Untuk makan kami sehari-hari makan keladi, sagu, betatas dan hasil buruan kami dihutan,untuk pendidikan dan kesehatan tidak ada. Kalua ada warga yang sakit ya kami menggunakan ramuan dari hutan juga untuk obat,” ujarnya.

Adapun struktur bangunan perumahan warga hanya terbuat dari kayu dab beratap daun sagu. Sementara jarak antar rumah satu dan lainnya sekitar 10-20 meter, membuat kampung tersebut tampak sunyi. Bahasa sehari-hari mereka gunakan bahasa daerah Dumnye, sebagian besar penduduk setempat tak dapat berbahasa Indonesia. “Warga disini hanya bisa bahasa Dumnye dan bahasa Fiji asal PNG. Bahasa Indonesia sangat susah digunakan,” terang Terry.

Dengan ditemukannya patok-patok batas dan kampung Digi, yang masih dengan kondisi terisolir oleh Satgas Pamatas RI-PNG Yonif Raider 700/WYC, diharapakan kepada pemerintah pusat dan daerah memberikan perhatian lebih, dan melakukan pendataan kembali wilayah-wilayah yang mungkin masih belum masuk dalam administrasi pemerintahan, sehingga keutuhan NKRI selalu tetap terjaga.

Sumber : tniad.mil.id

Silahkan di share


Related Posts:

Kisah Heroik Tim SADELOR, Lulusan Secaba yang Diremehkan yang Berubah Menjadi Pahlawan

Di balik nama besar Batalyon Infanteri (Yonif) Para Raider-305/‘Tengkorak’, terdapat sebuah kisah heroik nan mambanggakan dari ‘Tim Sadelor’ yang dipimpin Serda Paidjan saat menjalankan Operasi di Timor-Timur. Nama ‘Sadelor’ merupakan akronim dari ‘Satuan Delapan Orang’, dan keberhasilan tim ini menjalankan tugas mampu menginspirasi prajurit-prajurit lainnya di satuannya, Yonif Para Raider-305.

Alkisah, bermula saat Paidjan lulus pendidikan Sekolah Calon Bintara (Secaba) Kilat Infanteri Kostrad (Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat) pada tahun 1987. Saat itu, banyak yang meremehkan prajurit-prajurit yang lulus dari Secaba yang disebut ‘Secaba Timun’ ini.

Merasa tertantang, Paidjan kemudian bertekad untuk membuktikan bahwa apa yang dikatakan orang-orang yang meremehkan lulusan Secaba adalah sebuah pandangan yang salah.

Beberapa bulan kemudian Yonif Para Raider-305/Tengkorak mendapat perintah untuk melancarkan Operasi di Timor-Timur, dan Paidjan. Saat itu Batalyon ini dikomandani oleh Letkol Inf. Amir Abdul Kadir dan Mayor Inf. Adam Damiri sebagai Wakilnya.

Saat melaksanakan latihan pra-tugas, terbersit di pikiran Paidjan untuk mewujudkan tekadnya, membuktikan bahwa lulusan Secaba angkatannya bukan Secaba Timun. Namun ia pun tak sendiri, Paidjan dibantu oleh beberapa orang rekannya.

Muncul ide untuk membentuk satuan kecil yang andal untuk menjadi tim pemukul Batalyon Tengkorak dalam melaksanakan Operasi tersebut, walaupun pada saat itu Batalyon ini telah membentuk tim khusus yang dipimpin Kapten Inf. Joko Setiono dengan nama ‘Tengkorak’.

Berangkat Ke Medan Pertempuran

Waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba. Batalyon ini pun akhirnya diberangkatkan ke medan pertempuran menggunakan Kapal TNI Angkatan Laut (AL).
Demi mewujudkan tekadnya, akhirnya Paidjan bersama tujuh orang rekannya memberankan diri untuk meminta persetujuannya kepada Danyon dan Wadanyon tentang idenya untuk membentuk satuan pemukul guna mendukung kesuksesan misi Batalyon ini di medan laga.
Ide Paidjan untuk membentuk tim pemukul terinspirasi dari Yonif Para Raider-502, yang pernah membentuk tim pemukul dalam satuan kecil yang tenar dengan nama ‘Dua Belas Jagoan’ dan terbukti efektif.

Sementara itu, tim pemukul yang dikomandoi Paidjan berjumlah delapan orang yang memiliki tekad yang sama, kesatuan hati, memiliki kapabilitas dan siap untuk menderita.

Melalui diskusi dan perbincangan, akhirnya Danyon pun menyetujui usulan Paidjan. Keputusan Danyon didukung oleh para Danki (Komandan Kompi) yang merelakan anggotanya bergabung dengan Paidjan.

Bukan sembarang tim, Tim Sadelor berisikan prajurit-prajurit yang andal pada bidangnya masing-masing. Paidjan dipercaya oleh rekan-rekannya sebagai Komandan Tim sekaligus sebagai penembak runduk. Sertu Beni Indik M dan Serda Saikan memiliki kecakapan pada bidang kesehatan/medis. Serda Suhardi berperan sebagai penembak sekaligus supir. Koptu Waras Suwardi, Koptu Siswandi dan Kopda Sutrisno berperan sebagai tayanrad. Tak ketinggalan Kopda Wasis juga ikut andil dalam tim ini.

Patahkan Mitos

Meskipun banyak yang meragukan dan memandang sebelah mata tim yang dibentuk Paidjan, namun Tim Sadelor berhasil mematahkan anggapan remeh tentang mereka. Terbukti setibanya di Dili dan berkumpul di Baucau, tim Sadelor pun mampu lakukan gerak penyisiran ke arah pos masing-masing.
Tim Sadelor menjadi tim yang pertama memperoleh hasil, yakni satu pucuk Mousser, satu GPK tewas dan satu GPK lainnya berhasil ditawan. Tak putus sampai di situ, disusul dengan pertempuran perjumpaan (purpa), tim ini kembali menawan satu GPK dan satu pucuk senapan Getmi.

Keberhasilan Tim Sadelor dalam menaklukkan lawannya sontak menjadi inspirasi bagi tim lainnya. Banyak Dantim yang kemudian bertanya-tanya dan berdiskusi dengan Paidjan mengenai taktik dan teknik yang ia jalankan sehingga tim yang ia bentuk meraup keberhasilan dalam operasi tersebut.
Berkat adanya Tim Sadelor, Yonif Para Raider-305 menjadi Satuan yang memperoleh hasil nyata terbanyak dalam penugasan di Timor-Timur kala itu.

(Sumber: Majalah Darmaputra)

Related Posts:

Inilah Kivlan Zein, Sang Jendral yang Membebaskan Sandera dalam Senyap

Seorang mantan Jendral
Mengemban Misi Rahasia

Seorang Jendral
Mengemban missi penting kemanusiaan
Bersendal jepit
Berpeci haji
Kaos oblong
Tampak tenang dan bersahaja

Bergandengan tangan dengan Nur Misuari?
Tidak bisa begini kalau tidak mengenal sangat baik.
Nur Misuari yang menggenggam tangan Jendral Kivlan Zein

Sandera tersenyum gembira
Air muka pengawal berbaju loreng terlihat bangga dan bersemangat
Penduduk setempat ada yang ikut mengantar

Bahasa tubuh yang seperti ini tidak akan mampu dilakukan oleh aktor hollywood dengan 1000 piala oscar sekalipun...

Utusan
Negosiator
Duta
yang lain daripada yang lain

Pasti masih banyak hal lain yg membuat Abu Sayyaf Cs luruh hatinya.
Jendral Kivlan Zein ini cocoknya disebut duta apa ya?
 

Profil Kivlan Zein

Nama Mayor Jenderal (Purn.) Kivlan Zen menguat setelah berhasil membebaskan 10 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf . HHebatnya lagi dia melakukanya tanpa uang tebusan sepeser pun. Hal itu ditegaskan Mayjen TNI Purn Kivlan Zen yang bertindak selaku negosiator dalam upaya pembebasan itu.

“Perusahaan tidak mengeluarkan sepersen pun. Tak ada uang. Ini murni negosiasi,” kata Kivlan Zen dalam tayangan TVOne, Minggu (1/5/2016) malam.
Menurut dia, selaku pihak yang mewakili perusahaan telah melakukan negosiasi sejak 27 Maret 2016. Sejak hari itu, terus dilakukan pendekatan atas nama perusahaan dan mendapat bantuan dari pihak lokal di Filipina.
Bantuan terutama diberikan oleh Gubernur Sulu Abdusakur Tan II yang merupakan keponakan pimpinan Moro National Liberation Front (MNLF) Nur Misuari.

“Jaringan masih bisa berjalan, dan bisa masuk ke Abu Sayyaf. Tanggal 27 Maret sudah di Zamboanga. Dilakukan negosiasi sejak tanggal 2 April. Kita negosiasi melalui pendekatan kekeluargaan,” ujar mantan Kepala Staf Kostrad itu.
Selama berkarir di militer, sosok Kivlan Zen akrab disebut sebagai Dwi Tunggal bersama Prabowo Subianto. Dimana pun Prabowo ditugaskan dalam operasi militer, di situ pasti ada Kivlan Zen sebagai wakil/ ajudan. Termasuk saat operasi penangkapan Xanana Gusmau di Timor Leste pada tahun 90-an.

Perjalanan karier Kivlan terbilang mulus, untuk naik ke brigadir jenderal dari posisi kolonel, dia hanya butuh waktu 18 bulan. Sebelumnya karier Kivlan sempat tersendat, pangkat mayor sempat disandangnya selama enam tahun dan letnan kolonel baru dia dapatkan setelah tujuh tahun saat dia bertugas di Timor Timur. S

Sedangkan pangkat kolonel baru didapatnya pada tahun 1994. Karier puncaknya dia dapatkan sampai jabatan Kepala Staf Kostrad (Pangkostrad) dengan pangkat mayor jenderal dimasa peralihan dari Orde Baru ke Orde Reformasi. Setelah itu bintangnya pun meredup seiring berubahnya angin politik di Indonesia. Dia juga menolak untuk bergabung dengan partai politik manapun, termasuk Partai Gerindra yang didirikan sahabat karibnya, Prabowo.


Sumber : militermeter.com

Related Posts:

Kisah Mengharukan Sertu SUPARLAN, Ketika Bertempur Sendiri Sampai Mati

Inilah Kisah pertempuran seorang Prajurit yang siapa saja membacanya akan mengangkat Topi, sebuah pengorbanan yang luar biasa, kepada Korps, Negara dan Harga diri

Dia adalah Pratu Suparlan, Prajurit Kopasandha yang bertempur sendiri sampai gugur. orang boleh bercerita tentang hebaptkan Pasukan Gurkha dengan dibumbu bumbui seolah olah mereka adalah yang terhebat dan heroik dengan Pisau Kukriknya, Tapi Suparlan hanya bertarung hingga gugur dengan Pisau Komando ditangannya...

Suparlan adalah prajurit Kopassus yang gugur tahun 1980. Prajurit hebat ini mengorbankan dirinya sendiri demi menyelamatkan regu Kopassus dan Kostrad dari pembantaian Fretilin.

1 Unit gabungan berjumlah 9 orang (4 pers Kopassus dan 5 Personel Kostrad ) di pimpin oleh Letnan Poniman Dasuki (terakhir berpangkat Brigjen) speed 2 adalah Prada Tamsil (pangkat terakhir Peltu sudah Purnawirawan) melaksanakan Patroli di Zona Z Pedalam Timor daerah ini adalah daerah yang sangat Rawan, Masih ada tokoh tokoh seperti Lobato, Lere, David, Xanana belum muncul. saat melaksanakan Patroli tersebut mereka bertemu dengan Markas Fretelin dengan kekuatan -+ 300 orang memiliki senjata yang sangat lengkap (Senapan Serbu, Mortir dan GLM). Pasukan Fretelin ini adalah sayap militer terlatih Timor Timur yg berpengalaman perang di angola, mozambik, dll. dan dilatih oleh Pasukan Tropaz Portugal.

Pada awalnya Tim Kopassus Kostrad ini ingin menyergap Pos Pengamatan Fretelin, setelah melumpuhkan Pos Pengematan Fretelin, tiba tiba dari berbagai arah muncul Pasukan Fretelin yang lebih besar, terjadi pertempuran yang tidak berimbang 1 unit digunting dari berbagai arah, dari atas ketinggian. yang roboh pertama kali adalah personel dari Kostrad yang membawa senapan Mesin disusul oleh 3 orang berikutnya karena mereka berada di formasi paling belakang. 5 orang dari sisa unit ini terdesak hingga ke bibir Jurang sambil mereka mencari jalan pelolosan dari pihak fretelin pun jatuh korbang 8 orang, dalam keadaan terdesak dan demikian genting pasukan TNI mengadakan perlawanan sengit, tapi karena kalah jumlah dan posisi tdak menguntungkan, Unit ini mundur selangkah demi selangkah menghampiri bibir jurang, hanya ada satu celah untuk meloloskan diri, akan tetapi dibutuhkan waktu yang cepat untuk melintas sebelum pasukan Fretelin menutup celah bukit tersebut.

Kemudian Komandan Unit memerintahkan sisa unit menuju ke celah tersebut, dan Pratu Suparlan paling depan, bukannya mendengarkan perintah, Pratu suparlan mundur kebelakang tanpa mengindahkan perintah Dan Unitnya. "Komandan Bawa mereka, Saya akan menghambat mereka Komandan"

Disinilah Praka Suparlan menunjukkan sifat kepahlawanannya, antara kehormatannya sebagai laki-laki, Prajurit, Korps dan negaranya, Tanpa menghiraukan peringatan Komandan Unitnya agar mundur. Pratu Suparlan membuang senjatanya dan mengambil senapan mesin milik rekannya yang gugur. Pratu Suparlan berlari kearah datangnya fretelin dan menyambutnya dengan siraman Senapan Mesin... Jatuh bangun terkena tembakan di tubuhnya Suparlan mengamuk seperti Banteng (Kata saksi fretelin yang tertangkap), mengejar mereka hingga ke semak persembunyian fretelin tidak terhitung berapa peluru yang sudah bersarang di Badannya, Pakaian Loreng Pratu Suparlan berubah warna menjadi Merah karena Darah yang mengalir ditubuhnya, Pratu Suparlan menyerang hingga munisinya Habis, kondisi Pratu Suparlan sudah mulai Lemas karena kekurangan darah, Pratu Suparlan mencabut Pisau Komando dan bertarung satu lawan satu, sepertinya Pihak fretelin berniat mempermainkan Pratu Suparlan dengan tidak membunuhnya secara langsung, suparlan betarung dengan Pisaunya merobohkan 6 orang Fretelin, hingga tanggannya tidak mampu lagi menggenggam Pisau Komandonya

Komanda Unit dengan sisa pasukannya melihat Pratu Suparlan tidak muncul, memutuskan untuk kembali mencari Pratu Suparlan dan membantu Pratu Suparlan.

Pratu Suparlan sendiri-dikelilingi oleh Ratusan Pasukan Fretelin menunggu Bala Tentara Izrail mencabut nyawanya. Pratu Suparlan adalah Prajurit yang cerdas, taktik dia melemahkan dirinya sangat tepat, saat dia terduduk, pasukan Fretelin berkerumun mendekatinya tepat disaat 1 tembakan mengenai lehernya, Suparlan hampir Roboh, Pratu Suparlan mengumpulkan sisa tenaganya mengambil 2 butir Granat di kantongnya, Pratu Suparlan mencabut Pin Granat, Dengan sigap...dan didahului lengkingan Allahuakbar !!!....digenggaman tanganx yg berisi 2 buah granat.....berlari serta meloncat berjibaku pas ditengah2 rimbunan Fretelin yang mengepungnya .....granat meledak....disertai gugurnya seorang prajurit pemberani dengan membawa bersama sejumlah musuh.

Melihat gugurx Pratu Suparlan, sisa Unit 5 orang yang sudah menguasai ketinggian, menyerang dan menembak kerumunan Fretelin dari ketinggian dengan bertubi-tubi. 3 orangpun gugur demikian juga dengan Pihak Fretelin, puluhan merenggang Nyawa, Pada saat itu Bala Bantuanpun Tiba ( Gabungan Kostrad dan Brimob ) membantu memukul mundur Fretelin kembali ke posisi markas mereka, pertempuran ini berlangsung hingga malam dan pertempuran pun terhenti.

Mayat bergelimpangan di mana-mana termasuk 7 orang Unit Pratu Suparlan, dari 9 orang, yang hidup hanya 2 orang yaitu Dan Unit dan Pratu Tamsil, jenazah jenazah itu dikumpulkan, termasuk Jenazah Pratu Suparlan yang sudah tidak utuh. Sedangkan dari Pihak Fretelin mereka kehilangan 83 orang milisinya alias tewas. Beberapa diantaranya ditangkap hidup hidup. Saat diinterogasi, anggota Fretelin ini hanya menceritakan bagaimana Pratu Suparlan bertempur sendiri sampai gugur.

KAMI TIDAK AKAN MENINGGALKAN REKAN KAMI WALAUPUN DALAM KEADAAN MATI

Oleh Karena heroiknya, Negara menganugerahkan kenaikan Pangkat kepada 7 orang Unit Suparlan yang Gugur dengan Kenaikan Pangkat satu Tingkat menjadi Prajurit Kepala, dan oleh Prabowo Subianto namanya diabadikan menjadi Nama Landasan Pacu di Pusdik Passus Batu Jajar menjadi "LANDASAN SUPARLAN"

"Yaaa... Allah, tempatkanlah Almarhum Bapak Suparlan dan mereka yang telah gugur dijalan-Mu dibarisan para Syahid dan di Surga Engkau, aamiin YRA..."

BRAVO TNI !!


Sumber : Patriot Garuda

Related Posts:

Mantap! Inilah Kumpulan Telolet Militer TNI yang Keren dan Gokil!

Pernah dengar “OM TELOLET OM” ? Kok sepertinya istilah ini lagi trending dan hits banget saat ini.

Jadi apa itu “Om Telolet Om” ? Apa kira-kira artinya yah ? Bahkan sering banget dipelesetkan oleh anak muda menjadi terpleset menjadi telotot, telotet, toletet atau bahkan tololet yah.

Jadi begini, fenomena ini menjadi populer setelah ada seseorang yang mengupload video yang diambil di daerah Jepara. Disana saat siang atau sore hari ada seorang ank kecil yang habis pulang sekolah berdiri di pinggir jalan, kemudian anak kecil tersebut berteriak “Om Telolet Om” ! 

Ada juga anak kecil yang sambil memegang kertas yang bertuliskan “Om ! Telolet” Teriakan itu ditujukan kepada supir bus yang melintas di jalan raya agar membunyikan klakson busnya.


Telolet Bis Kostrad

Pengertian yang sebenarnya 

Jadi “Om” itu maksudnya adalah si om supir bus. Sedangkan “Telolet” itu seperti menirukan suara klakson bus yang berbunyi telolet tolelet telotet. Yah kira-kira kalau di tuliskan seperti itulah bunyinya haha.

Singkatnya “Om Telolet Om” merupakan sebuah seruan yang diucapkan oleh anak-anak kecil yang ditujukan kepada supir bus agar supir bus mau membunyikan klakson busnya.

Tujuannya supaya apa sih ? Ya cuman buat have fun doang aja. Maklum, namanya juga anak kecil. Mungkin anak-anak itu sangat senang mendengar suara klakson bus yang memang terkadang bunyinya unik.

Ada juga yang merekam suara klaksonnya lalu setelah di rekam di upload ke media sosial dan sebagainya. Mungkin bagi para bus mania hal ini bukanlah hal yang baru karena segala hal yang berkaitan dengan bus adalah unik terutama untuk suara klakson yang banyak variasinya.

Tapi bagi orang awam ini menjadi sebuah trend setelah melihat keceriaan anak-anak kecil mendengar suara klakson bus setiap menunggu bus antar kota yang melintas. Hal ini membuat kita sadar bahwa “Bahagia itu sederhana“

Telolet Bis TNI AL

Fenomena ini semakin ngetrend di beberapa wilayah di Indonesia, bukan hanya di Jepara saja. Dan penggemarnya bukan lagi hanya anak-anak, melainkan juga para remaja dan dewasa.

Yah lumayan lah bagi yang punya bisnis berjualan klakson telolet bisa menjadi sebuah anugrah untuk menambah penghasilan hehe.

Sebagai catatan saja, harga klakson telolet ini cukup mahal loh. Mulai dari harga 500 ribuan sampai yang harga jutaan rupiah. Tergantung tingkat kekerasan suara dan juga beberapa kombinasi suara yang dihasilkan.

Mungkin sebagian orang ada yang mengatakan bahwa hal ini adalah sebuah hal yang norak dan tidak perlu di populerkan. Tapi kalau itu bisa membuat anak-anak bangsa ini bahagia, apa ada yang salah ? Toh yang kasih makan mereka bukan dia hehe.

Mungkin mereka sesekali harus mencobanya dulu, lalu teriak kencang-kencang “OMMMM …… TELOLET OMMM …..” !! Baru bisa mengerti bahwa bahagia itu sederhana.

Coba lihat contoh telolet versi tentara dibawah ini. Ini loh yang namanya telolet haha 

Sumber : sahabatnesia.com dan youtube.com

Telolet bis TNI AD



Telolet Truk TNI 501 Madiun


Related Posts: