Nukilan thread ini dipesembahkan buat adik-adik, mbak-mbak, eneng-eneng, yang bakal atau akan menjadi pendamping seorang tentara. Ingatlah, banyak suka dukanya.
Kisah ini, dari seorang istri prajurit yang berinisial D ( nama terpaksa disamarkan ), hasil postingannya di sebuah mailing list beberapa tahun lalu. Cukup inspiratif dan bisa menambahkan pengetahuan untuk bakal calon pendamping prajurit.
Obrolan ku dimulai ketika aku terjebak di rumah seorang tentara. Wuih, kesannya kaya lagi di medan perang aja ya? hehe. Saat itu aku sedang berkunjung sebuah asrama markas tempur angkatan darat. Misi ku kali itu, berkunjung. Ya, berkunjung saja! Pengen tau gimana suasana tempat para militarian itu berkumpul.
Namun, ketika berkunjung, seorang yang seharusnya menemani ku, tiba-tiba dipanggil. Judulnya, kumpul data katanya. Entah apa yang diobrolkan dalam perkumpulan itu, tetapi, inilah hal pertama yang aku simpulkan. Kegiatan militer itu ternyata tidak selalu dengan schedule yang rapih. Bahkan cenderung dadakan semuanya. Jadi harus monitor dan siaga terus kemana-mana. Mungkin itu terkait juga dengan senior atau junior nya tentara tersebut dalam sebuah satuan. Kalau masih junior, yah pasti selalu jadi sasaran tugas-tugas dan perintah ini itu. Tapi, katanya si ini gak berlangsung lama (stahun gak lama, kan?) Setelah memiliki junior lagi, tugas-tugas akan menjadi lebih ringan. *nasib jadi junior*
Well, kurang lebih 4 jam aku menghabiskan waktu ngobrol dengan ibu itu. Lebih tepatnya mendengarkan banyak cerita tentang pengalamannya menjadi istri tentara, layaknya memberikan tips pada calon pengantin yang akan menikah dengan seorang tentara (padahal, berulang kali aku menekankan bahwa rencana itu tidak dalam waktu dekat ini).
Buat para wanita, jangan mengharapkan materi dari tentara. Mereka gak punya itu. Harus terima apa adanya, gaji tentara yang ‘katanya’ pas-pas an itu. Tinggal di rumah sederhana juga. Kalo mau istri yang berfoya-foya sebaiknya jangan jadi istri tentara, mending jadi istri pengusaha sukses aja. Kata ibu itu, pinter-pinterlah mengatur uang belanja, karena yang ada, ya, cuma segitu. Seberapa dikitnya, aku sendiri juga kurang tau, selain itu juga ga enak ngomongin gaji pacar sendiri http://s.kaskus.id/images/smilies/sumbangan/13.gif (anyhow itu tergantung dari cara kita mensyukurinya, sedikit, tapi bersyukur, mungkin gak akan jadi masalah). Selain itu, adalah wajib hukumnya, untuk turut peduli dengan kesejahteraan anggota. Maka, tak jarang, kocek pribadi pun turut ambil andil.
Sedikit ngomongin tentang enak nya, katanya jarang tentara yang nikah lagi (nikah lagi jarang, tapi selingkuh? Mmmhh meragukan, kecuali masalah nya udah parah banget. Jadi, sedikit tenang kalo jadi istri tentara, sedikit sekali yang nikah cerai walaupun ada. Untuk kasus-kasus asusila yang dilakukan tentara, akan sangat mempengaruhi karir si tentara tersebut. So, biasanya tentara (yang waras) lebih memilih untuk tidak bermain api daripada karir militer nya hancur. Tentunya siapa yang mau menghancur kan karir dengan segala perjuangan yang udah susah payah di dapat (untuk menjadi tentara, banyak banget seleksi nya, hanya yang pantas, yang menang).
Menjadi istri tentara, jangan berharap terlalu banyak untuk dipuji, atau digombal2in (walaupun udah jadi naluri setiap lelaki, untuk jadi penggombal). Karena seringkali mereka buruk untuk itu, sekalinya ngegombal, rasanya kok garing dan ketauan ‘basi’ nya. Hehe, lingkungan pergaulan membuat mereka terlalu asik dengan dunia mereka sendiri *autis*, jadi kadang gak ngerti how to treat his princess well.
Si ibu menekankan bahwa yang penting bisa volley, tennis, dan nyanyi! Aku mengkerutkan dahiku. Ya, ternyata di sebuah batalyon (semacam markas TNI) ada tips khusus agar selamat menjadi istri tentara. Bisa melakukan ketiga aktivitas itu. Hualah, aku sendiri agak bingung apa hubungannya menjadi istri tentara dengan volley, tennis, dan nyanyi. Ternyata bukan straight to the activity, tapi lebih kepada relationship nya. Sangat penting, bisa membawa diri dan menjalin hubungan yang baik dengan sesama istri-istri tentara (Ibu-ibu PERSIT) baik atasan maupun bawahan. Mungkin saat itu, ibu komandan suka dengan 3 aktivitas itu. Anyway, kalau suatu saat aku jadi ibu komandan (aminnn) anggotanya harus bisa berenang dan berkuda. Walahhhh, heboh benerr!
Dan ternyata, bukan hanya para suami (tentara) yang banyak kegiatannya. Ibu-ibu nya pun gak kalah banyak. Kalo suami-suami bisa rapat atau latian sampai tengah malam, ibu-ibu nya gak mau kalah, bisa arisan (ngobrol2, sorry to say ’gossip’!) sampe tengah malam juga. Itu semua tergantung dari istri komandan nya. Jadi, nasibbb, kalo dapet komandan (dan ibu komandan) yang insomnia (penyakit susah tidur), bisa-bisa kebagian gak boleh tidur juga. Bah!
Hati-hati bercanda dengan ibu komandan, jangan pernah merasa sok akrab. Salah-salah bisa kena tegoran. Wah, serem juga yah, seperti ada barrier dalam bergaul. Padahal sering kali bercanda itu sangat ampuh untuk mencairkan suasana dan menciptakan kehangatan. Dari obrolanku, menjadi istri tentara memang banyak sekali aturannya. Kadang kita harus melakukan yang gak kita suka. Tapi, mungkin, ada baiknya jangan terlalu parno duluan menjadi istri tentara. Sebenarnya menjadi istri siapa pun, atau peran apa pun yang kita miliki di dunia ini, terdapat keadaan memaksa yang sebenarnya gak kita inginkan, tapi harus. Mungkin lebih baik, kita gak boleh berhenti belajar untuk ikhlas.
Yang harus menjadi perhatian juga, karena biasanya keluarga tentara tinggal di asrama militer, jadi, hubungan dengan tetangga akan sangat dekat. Mungkin agak berbeda dengan sebagian lingkungan tempat tinggal di Jakarta atau kota besar lainnya yang tidak memiliki kehidupan bertetangga (sebagian pasti mengalami hal itu, kan?). Karena hubungan ketetanggaan yang cukup erat, maka berhati-hatilah dengan bisik-bisik tetangga (lah kaya lagu dangdut ya http://s.kaskus.id/images/smilies/sumbangan/13.gif )
Untuk melengkapi, menjadi istri tentara kita harus siap untuk berbagai risiko menyangkut profesi suami. Termasuk menjadi yang kesekian karena harus berbagi cinta dengan negara. Oh, tidakkkkk!!
Bagaimana menurut anda?
Sumber : kaskus.com
Home » Archive for Maret 2017
Letjen Edy Rahmayadi, Sang Ketua PSSI yang Pernah Ditegur Jendral Gatot Nurmantyo
Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi resmi terpilih menjadi Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) periode 2016-2020.
Edy mengalahkan rivalnya mantan Panglima TNI Jenderal Moeldoko dalam Kongres Pemilihan PSSI yang dihelat di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, Kamis (10/11/2016).
Melalui voting, Edy menang mutlak dengan meraih 76 suara, sedangkan Moeldoko hanya memperoleh 23 suara.
Satu suara untuk Wali Kota Batu Eddy Rumpoko dan kandidat lainnya tidak mendapatkan suara dari para voters.
Dengan total 107 suara ada tujuh suara yang dinyatakan tidak sah.
Siapakah Edy Rahmayadi?
Nama jenderal bintang berdarah ini sempat menjadi buah bibir ketika geladi bersih peringatan HUT ke-70 TNI di Dermaga Indah Kiat, Cilegon, Banten, Sabtu (3/9/2015).
Edy selaku komandan upacara tampak bersemangat saat melaporkan dimulainya upacara ke inspektur upacara yang nantinya akan diserahkan ke Presiden Joko Widodo.
Baca: Syahrini Ditawari Undangan Nikah Murah Harga Dua Ribuan
Suara jenderal bintang tiga berdarah Medan ini begitu lantang dan keras. Rupanya, hal tersebut menjadi bahan evaluasi Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, usai acara geladi.
"Nanti komandan upacara jangan bentak-bentak presiden. Saya aja yang melihat takut," ujar Gatot."Muka kamu sudah seperti itu, pakai bentak-bentak presiden lagi. Enggak perlulah. Cukup laporan, 'upacara siap dilaksanakan', gitu," lanjut Gatot mencontohkan dengan nada lebih tenang.
Teguran Gatot tersebut sempat membuat empat ribuan personel TNI yang mendengar, tersenyum.
Pangkostrad si Anak Medan ini yang dievaluasi menjawab, "siap".
Letjen Edy lahir di Sabang, Aceh, 10 Maret 1961. Berdasarkan Keputusan Panglima TNI Nomor: Kep/593/VII/2015 tanggal 25 Juli 2015, Edy ditugaskan menjadi Pangkostrad menggantikan Jenderal TNI Mulyono yang telah menjadi KSAD.
Edy lulusan Akademi Militer tahun 1985 berpengalaman dalam bidang infanteri. Jabatan sebelumnya adalah Panglima Kodam I/Bukit Barisan.
Ia adalah anak dari almarhum Kapten TNI Rachman Ishaq, penduduk asli Kota Medan, suku Melayu Deli.
Edy Rahmayadi pernah menjabat sebagai Komandan Yonif Linud 100/Prajurit Setia yang bermarkas di Namu Sira-Sira, Langkat, Provinsi Sumatera Utara.
Sekadar mengingatkan bataliyon ini sempat bentrok dengan Brimob Polda Sumut, 30 September 2002. Beberapa polisi dan warga tewas dan jadi kasus nasional.
Akibatnya bataliyon ini sempat dikosongkan.
Bataliyon Linud 100 merupakan pasukan pemukul Komando Daerah Militer (Kodam) Bukit Barisan yang bermarkas di Medan. Pasukannya mempunyai spesialisasi menyerang musuh dari udara. Mereka menyergap dengan cara terjun melalui helikopter atau pesawat. Mereka dianggap pasukan elite karena kemampuan tempurnya tinggi. Jumlah pasukannya sekitar 700-an personel.
Saat memimpin Kodam I/BB, Edy juga membangunkan tim sepakbola PSMS yang sebelumnya amburadul. PSMS yang awalnya "sakit", terutama dari segi finansial, bisa bangkit menjadi klub yang berkecukupan materi.
Akhirnya PSMS kembali berjaya di pentas sepak bola Indonesia dengan menjuarai Piala Kemerdekaan.
(wikipedia/berbagai sumber)
Edy mengalahkan rivalnya mantan Panglima TNI Jenderal Moeldoko dalam Kongres Pemilihan PSSI yang dihelat di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, Kamis (10/11/2016).
Melalui voting, Edy menang mutlak dengan meraih 76 suara, sedangkan Moeldoko hanya memperoleh 23 suara.
Satu suara untuk Wali Kota Batu Eddy Rumpoko dan kandidat lainnya tidak mendapatkan suara dari para voters.
Dengan total 107 suara ada tujuh suara yang dinyatakan tidak sah.
Siapakah Edy Rahmayadi?
Nama jenderal bintang berdarah ini sempat menjadi buah bibir ketika geladi bersih peringatan HUT ke-70 TNI di Dermaga Indah Kiat, Cilegon, Banten, Sabtu (3/9/2015).
Edy selaku komandan upacara tampak bersemangat saat melaporkan dimulainya upacara ke inspektur upacara yang nantinya akan diserahkan ke Presiden Joko Widodo.
Baca: Syahrini Ditawari Undangan Nikah Murah Harga Dua Ribuan
Suara jenderal bintang tiga berdarah Medan ini begitu lantang dan keras. Rupanya, hal tersebut menjadi bahan evaluasi Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, usai acara geladi.
"Nanti komandan upacara jangan bentak-bentak presiden. Saya aja yang melihat takut," ujar Gatot."Muka kamu sudah seperti itu, pakai bentak-bentak presiden lagi. Enggak perlulah. Cukup laporan, 'upacara siap dilaksanakan', gitu," lanjut Gatot mencontohkan dengan nada lebih tenang.
Teguran Gatot tersebut sempat membuat empat ribuan personel TNI yang mendengar, tersenyum.
Pangkostrad si Anak Medan ini yang dievaluasi menjawab, "siap".
Letjen Edy lahir di Sabang, Aceh, 10 Maret 1961. Berdasarkan Keputusan Panglima TNI Nomor: Kep/593/VII/2015 tanggal 25 Juli 2015, Edy ditugaskan menjadi Pangkostrad menggantikan Jenderal TNI Mulyono yang telah menjadi KSAD.
Edy lulusan Akademi Militer tahun 1985 berpengalaman dalam bidang infanteri. Jabatan sebelumnya adalah Panglima Kodam I/Bukit Barisan.
Ia adalah anak dari almarhum Kapten TNI Rachman Ishaq, penduduk asli Kota Medan, suku Melayu Deli.
Edy Rahmayadi pernah menjabat sebagai Komandan Yonif Linud 100/Prajurit Setia yang bermarkas di Namu Sira-Sira, Langkat, Provinsi Sumatera Utara.
Sekadar mengingatkan bataliyon ini sempat bentrok dengan Brimob Polda Sumut, 30 September 2002. Beberapa polisi dan warga tewas dan jadi kasus nasional.
Akibatnya bataliyon ini sempat dikosongkan.
Bataliyon Linud 100 merupakan pasukan pemukul Komando Daerah Militer (Kodam) Bukit Barisan yang bermarkas di Medan. Pasukannya mempunyai spesialisasi menyerang musuh dari udara. Mereka menyergap dengan cara terjun melalui helikopter atau pesawat. Mereka dianggap pasukan elite karena kemampuan tempurnya tinggi. Jumlah pasukannya sekitar 700-an personel.
Saat memimpin Kodam I/BB, Edy juga membangunkan tim sepakbola PSMS yang sebelumnya amburadul. PSMS yang awalnya "sakit", terutama dari segi finansial, bisa bangkit menjadi klub yang berkecukupan materi.
Akhirnya PSMS kembali berjaya di pentas sepak bola Indonesia dengan menjuarai Piala Kemerdekaan.
(wikipedia/berbagai sumber)
Related Posts:
Cerita Seram Tentara GURKHA. Tentara Bayaran Inggris TERKEJAM di Dunia!
Mengapa Gurkha begitu menakutkan ? Gurkha memiliki ras dan fisik seperti umumnya bangsa kita. Kukri bukanlah senjata laser, dari luar angkasa. Hanya sebilah pisau, seperti yang tercantum di logonya. Gurkha dan SAS Inggris pernah merasakan pertempuran sekilas dengan prajurit Indonesia, di pedalaman hutan Kalimantan. Ketika Soekarno, memerintahkan operasi rahasia penggagalan Malaysia merdeka, karena bung Karno memiliki pandangan yang sangat visioner. Terlihat sekarang, Indonesia dikepung oleh negara persemakmuran Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan yang terbesar tentu saja Australia. Kembali ke tentara Gurkha, mereka juga pernah merasakan ganasnya arek-arek Suroboyo. Bahkan mayat dari para tentara Gurkha, banyak yang dibuang di kali, dan menjadi sasaran latihan tembak.
Gurkha, prajurit asli Nepal yang memiliki track record yang tidak hanya sebagai, prajurit berani mati. Akan tetapi juga piawai dalam memenangkan pertempuran dengan skil individu prajuritnya dalam berperang. Tentara Jerman pernah merasakan keganasan pasukan ini, ketika berhadapan, prajurit Gurkha meletakan senjata apinya dan berlarian dengan berbekal Kukri, senjata khas nya dan menggorok leher para tentara Jerman, yang berada dalam tank. Bahkan tentara Argentina, ketika berhadapan dengan Inggris dalam perang Malvinas, kabur meninggalkan posnya hanya mendengar pengumuman bahwa Inggris akan menyertakan pasukan Gurkha-nya.
Mengikuti geopolitik saat ini, terlihat posisi Indonesia memungkinan terlibat dalam peperangan, karena menjaga "Gadis Molek" yang bernama NKRI dari gangguan negara "hidung belang" bukanlah perkara gampang. Karena semakin rumit dan agresifnya konspirasi global, dalam memuaskan "dahaga kapitalisme.
Memanasnya Laut Cina Selatan dan pengalihan tentara Amerika yang akan mengkonsentrasikan pasukannya di Pasifik tepatnya di Australia, tidak lagi berpusat di Timur Tengah, akan mengakibatkan memanasnya suhu politik global dan persaingan senjata serta kekuatan militer dikawasan. Apalagi kita sering dibakar nasionalisme, melihat ulah usil negara serumpun kita yang bernama Malaysia. Hal ini semakin mengindikasikan suatu hari nanti, kita akan kembali berhadapan dengan Gurkha karena mereka telah menjadi bagian resmi dari tentara Inggris Raya, yang notebene sekutu utama Amerika. Dan Inggris memiliki kepentingan "melindungi" negara persemakmuran termasuk Malaysia. Bahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, saat menerima penghargaan Doktor Honoris Causa di Malaysia, beberapa waktu lalu sempat mengeluarkan statement, yang cukup keras "Tidak ada jaminan kawasan ASEAN bebas perang..."
SIAPAKAH Gurkha?
Gurkha direkrut dari orang-orang pegunungan Nepal yang melacak akar mereka segera kembali ke abad ke-8 Prajurit Hindu, Guru Gorakhnath.
Mereka pertama kali bertemu Inggris dalam Perang Gurkha dari 1814-1816, yang berakhir bukan hanya dengan kebuntuan, tetapi dengan rasa patuh saling menghormati dan kekaguman antara kedua belah pihak. Pasukan Inggris terkesan dengan jiwa tempur pasukan Gurkha
Perjanjian Perdamaian yang mengakhiri perang memungkinkan Gurkha tergabung dalam tentara East India Company, untuk siapa mereka pertama kali bertempur dalam Perang Pindaree dari tahun 1817. Jadi ini masa dimana, mulai terjalin hubungan Inggris dengan Nepal, 'sekutu tertua' kami di Asia. Begitulah Inggris menganggapnya
Gurkha bertempur di pihak Inggris dalam Pemberontakan India tahun 1857, dan pada akhir perang, Gurkha menjadi bagian dari Angkatan Darat Inggris di India. Dalam pengakuan layanan mereka di Delhi, Gurkha Rifles ke-2 dianugerahi Ratu Truncheon, lambang unik yang diyakini memiliki kekuatan magis. Sampai hari ini, anggota baru ke The Royal Gurkha Rifles bersumpah setia kepada mahkota dan Resimen pada Truncheon tersebut
Dari 1857 sampai 1947, resimen Gurkha melihat layanan di Burma, Afghanistan, Utara-Timur dan Frontiers North-West of India, Malta (The Rusia-Turki Perang 1877-1878), Siprus, Malaya, Cina (pemberontakan Boxer 1900 ), Tibet, dan di berbagai teater Pertama dan Kedua Perang Dunia. Mereka terus melayani dalam setiap konflik besar sejak.
Para pejabat Inggris di abad ke-19 menyatakan Gurkha sebagai 'Race Bela Diri', sebuah istilah yang menggambarkan orang dianggap 'alami suka berperang dan agresif dalam pertempuran' kualitas memiliki keberanian, kesetiaan, swasembada, kekuatan fisik, ketahanan, ketertiban, kemampuan bekerja keras untuk jangka waktu yang lama, pertempuran keuletan dan kekuatan militer. "
"Jika seseorang mengatakan bahwa ia tidak takut mati, dia adalah pembohong besar, atau dia adalah seorang Gurkha" Bunyi pujian dari Mantan Kepala Staf Angkatan Darat India, Field Marshal Sam Manekshaw
Hingga saat ini, Gurkha masih disematkan dengan kepiawaian mereka, loyalitas dan keberanian yang sangat besar. Sebagai lembut dan pemalu dalam kehidupan sehari-hari karena mereka takut dan ulet dalam pertempuran, mereka adalah orang-orang yang bermartabat dan tentara yang ideal.
Gurkha yang terkenal karena membawa kukri. Ini adalah senjata nasional Nepal, tetapi juga digunakan sebagai alat kerja di pergunungan. Setiap Gurkha membawa dua kurkis, satu untuk penggunaan sehari-hari dan satu untuk keperluan upacara. The kurkri adalah barang dari legenda, yang paling umum adalah mitos bahwa setiap kali Anda menarik kukri dari sarungnya Anda juga harus mengambil darah. Kukri disertai oleh dua pisau kecil satu untuk menguliti dan mengiris, yang lainnya untuk mengasah pisau utama.
Seruan perang terkenal mereka, "Ayo Gorkhali" diterjemahkan sebagai "The Gurkha di sini", motto mereka, 'kaphar hunnu Bhanda marnu ramro' berarti, 'Lebih baik mati
DARI MANA MEREKA ?
Berada di kaki bukit Himalaya, Nepal. Gurkha merupakan penduduk pedesaan yang indah sekaligus dangat berbahaya. Tampilan membentang di pegunungan yang spektakuler dan lembah. Kebanyakan orang bertani tanah, menanam padi, kentang dan sayuran. Kerbau menjadi binatang peliharaan dan sumber susu, dan mereka mungkin memiliki beberapa ekor ayam, berjalan di luar rumah mereka yang sederhana.
Nepal berkembang dengan cepat tetapi di desa-desa Gurkha, kenyamanan modern tetap langka. Di sebagian besar desa, tidak ada listrik, dan selalu ada yang disebut hari curam, atau dua hari berjalan kaki ke jalan terdekat. Jika demikian, terlepas dari apa yang diproduksi di desa, semuanya harus datang naik atau turun gunung di punggung seseorang. Banyak penduduk miskin di Nepal yang merupakan salah satu negara termiskin di dunia - tapi mereka sangat menjaga martabat hidupnya dalam kesederhanaan.
Di banyak daerah, ada 1 dokter per 5.000 penduduk, tetapi di beberapa daerah, rasio mungkin serendah 1 dalam 100.000.
Namun, ditengah kesederhanaan juga sering terganggu oleh bencana alam. Nepal sangat rentan terhadap bencana seperti gempa bumi. Setiap tahun, mengamuk marah hujan, dan seperti sungai meluap, tanah longsor dan banjir merupakan bahaya yang selalu hadir.
Penyediaan kesejahteraan negara hampir tidak ada, dan fasilitas kesehatan yang tipis disana, terutama di remote Gurkha desa. Di banyak daerah, ada 1 dokter per 5.000 penduduk, tetapi di beberapa daerah, rasio mungkin serendah 1 dalam 100.000. Pada usia tua, jika pemogokan kemiskinan atau sakit-kesehatan, sepenuhnya bergantung dan dibantu teman, keluarga, dan tetangganya.
Penghargaan
The Victoria Cross adalah penghargaan tertinggi di Angkatan Darat Inggris untuk kesopanan ketika menghadapi musuh. Hal ini diberikan tanpa pangkat. Sejak 1858 Brigade Gurkha telah menerima 26 Victoria Crosses. Dari jumlah tersebut, 13 telah diberikan kepada perwira Inggris dan 13 sampai Nepal Gurkha. Setiap Victoria Cross won memiliki kisah unik tersendiri keberanian dan pengabdian.
10 Fakta tentang Victoria Cross untuk Gurkha
1. Ayah lansia Rifleman Lachiman Gurung VC dilakukan selama 11 hari dari Nepal ke Delhi untuk melihat anaknya dihiasi oleh Yang Mulia Raja Muda India, Marsekal Lord Wavell.
2. Logam cukup tersisa dari meriam Sebastopol untuk 85 baru Victoria Crosses. Yang terkenal logam terkunci di Central Ordnance Depot, Donnington.
3. Tidak seperti penghargaan lain untuk kesopanan VC tidak dibuat dalam mati atau menyerang tapi dilemparkan secara eksklusif oleh Hancock and Co, London.
4. 12 medali yang dibuat pada satu waktu dengan sisa saham yang dimiliki oleh MOD. Jadi, tidak pernah ada VC dibuat untuk individu tertentu.
5. Menurut sumber resimen, ada foto-foto ada dari Rifleman Thaman Gurung ketika ia dianugerahi VC anumerta. Petugas itu bertanya pria dengan fitur serupa untuk berpose untuk seniman. Sketsa dilanjutkan sampai kawan-kawan yang Rifleman setuju potret adalah representasi akurat.6. HM, Ratu Victoria mengganti kata-kata asli 'Untuk Keberanian' di kayu salib dengan 'For Keberanian'. 'Untuk Keberanian, "katanya," akan mengarah pada kesimpulan bahwa hanya mereka yang dianggap berani yang telah mendapat salib ".7. Rifleman Kulbir Thapa VC belum pernah di bawah api sampai pertempuran di mana ia telah diberikan kepada Victoria Cross8. Berukuran kurang dari lima kaki, Rifleman Lachiman Gurung akan gagal kriteria seleksi militer hari ini.9. Pemegang VC, nama asli Rifleman Ganju Lama adalah Gyamsto. Sementara tidak Gurkha enthnic, upaya perang menyambut semua orang bersedia. Dengan goresan pena panitera, namanya di pendaftaran dan masuk berikutnya pada gulungan kehormatan Ganju, tidak Gyamtso.10. Selama relief Lucknow pada tahun 1857, rekor 24 VC diberikan dalam satu hari.
Hingga hari ini, Gurkha tetap menjadi bagian penting dari Angkatan Darat Inggris. Dalam masa yang lebih baru, Gurkha telah bertugas di Falklands dan Gulf Wars, Irak, dan Afghanistan. Misi penjaga perdamaian telah membawa mereka ke Kosovo, Bosnia, Timor Leste dan Sierra Leone.
Mereka tetap terkenal karena loyalitas, profesionalisme dan keberanian.
Menjadi Gurkha adalah suatu hal yang sangat membanggakan. Puluhan ribu orang Nepal muda berlaku, tetapi sedikit yang diterima. Prosedur seleksi yang ketat meliputi; tata bahasa Inggris dan tes matematika, penilaian inisiatif dan medis, wawancara akhir, dan tidak sedikit, melelahkan tes kebugaran, termasuk 'doko ras', yang melibatkan membawa 75 kilogram batu sementara berlari curam 4,2 kilometer tentu saja.
Gurkha, prajurit asli Nepal yang memiliki track record yang tidak hanya sebagai, prajurit berani mati. Akan tetapi juga piawai dalam memenangkan pertempuran dengan skil individu prajuritnya dalam berperang. Tentara Jerman pernah merasakan keganasan pasukan ini, ketika berhadapan, prajurit Gurkha meletakan senjata apinya dan berlarian dengan berbekal Kukri, senjata khas nya dan menggorok leher para tentara Jerman, yang berada dalam tank. Bahkan tentara Argentina, ketika berhadapan dengan Inggris dalam perang Malvinas, kabur meninggalkan posnya hanya mendengar pengumuman bahwa Inggris akan menyertakan pasukan Gurkha-nya.
Mengikuti geopolitik saat ini, terlihat posisi Indonesia memungkinan terlibat dalam peperangan, karena menjaga "Gadis Molek" yang bernama NKRI dari gangguan negara "hidung belang" bukanlah perkara gampang. Karena semakin rumit dan agresifnya konspirasi global, dalam memuaskan "dahaga kapitalisme.
Memanasnya Laut Cina Selatan dan pengalihan tentara Amerika yang akan mengkonsentrasikan pasukannya di Pasifik tepatnya di Australia, tidak lagi berpusat di Timur Tengah, akan mengakibatkan memanasnya suhu politik global dan persaingan senjata serta kekuatan militer dikawasan. Apalagi kita sering dibakar nasionalisme, melihat ulah usil negara serumpun kita yang bernama Malaysia. Hal ini semakin mengindikasikan suatu hari nanti, kita akan kembali berhadapan dengan Gurkha karena mereka telah menjadi bagian resmi dari tentara Inggris Raya, yang notebene sekutu utama Amerika. Dan Inggris memiliki kepentingan "melindungi" negara persemakmuran termasuk Malaysia. Bahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, saat menerima penghargaan Doktor Honoris Causa di Malaysia, beberapa waktu lalu sempat mengeluarkan statement, yang cukup keras "Tidak ada jaminan kawasan ASEAN bebas perang..."
SIAPAKAH Gurkha?
Gurkha direkrut dari orang-orang pegunungan Nepal yang melacak akar mereka segera kembali ke abad ke-8 Prajurit Hindu, Guru Gorakhnath.
Mereka pertama kali bertemu Inggris dalam Perang Gurkha dari 1814-1816, yang berakhir bukan hanya dengan kebuntuan, tetapi dengan rasa patuh saling menghormati dan kekaguman antara kedua belah pihak. Pasukan Inggris terkesan dengan jiwa tempur pasukan Gurkha
Perjanjian Perdamaian yang mengakhiri perang memungkinkan Gurkha tergabung dalam tentara East India Company, untuk siapa mereka pertama kali bertempur dalam Perang Pindaree dari tahun 1817. Jadi ini masa dimana, mulai terjalin hubungan Inggris dengan Nepal, 'sekutu tertua' kami di Asia. Begitulah Inggris menganggapnya
Gurkha bertempur di pihak Inggris dalam Pemberontakan India tahun 1857, dan pada akhir perang, Gurkha menjadi bagian dari Angkatan Darat Inggris di India. Dalam pengakuan layanan mereka di Delhi, Gurkha Rifles ke-2 dianugerahi Ratu Truncheon, lambang unik yang diyakini memiliki kekuatan magis. Sampai hari ini, anggota baru ke The Royal Gurkha Rifles bersumpah setia kepada mahkota dan Resimen pada Truncheon tersebut
Dari 1857 sampai 1947, resimen Gurkha melihat layanan di Burma, Afghanistan, Utara-Timur dan Frontiers North-West of India, Malta (The Rusia-Turki Perang 1877-1878), Siprus, Malaya, Cina (pemberontakan Boxer 1900 ), Tibet, dan di berbagai teater Pertama dan Kedua Perang Dunia. Mereka terus melayani dalam setiap konflik besar sejak.
Para pejabat Inggris di abad ke-19 menyatakan Gurkha sebagai 'Race Bela Diri', sebuah istilah yang menggambarkan orang dianggap 'alami suka berperang dan agresif dalam pertempuran' kualitas memiliki keberanian, kesetiaan, swasembada, kekuatan fisik, ketahanan, ketertiban, kemampuan bekerja keras untuk jangka waktu yang lama, pertempuran keuletan dan kekuatan militer. "
"Jika seseorang mengatakan bahwa ia tidak takut mati, dia adalah pembohong besar, atau dia adalah seorang Gurkha" Bunyi pujian dari Mantan Kepala Staf Angkatan Darat India, Field Marshal Sam Manekshaw
Hingga saat ini, Gurkha masih disematkan dengan kepiawaian mereka, loyalitas dan keberanian yang sangat besar. Sebagai lembut dan pemalu dalam kehidupan sehari-hari karena mereka takut dan ulet dalam pertempuran, mereka adalah orang-orang yang bermartabat dan tentara yang ideal.
Gurkha yang terkenal karena membawa kukri. Ini adalah senjata nasional Nepal, tetapi juga digunakan sebagai alat kerja di pergunungan. Setiap Gurkha membawa dua kurkis, satu untuk penggunaan sehari-hari dan satu untuk keperluan upacara. The kurkri adalah barang dari legenda, yang paling umum adalah mitos bahwa setiap kali Anda menarik kukri dari sarungnya Anda juga harus mengambil darah. Kukri disertai oleh dua pisau kecil satu untuk menguliti dan mengiris, yang lainnya untuk mengasah pisau utama.
Seruan perang terkenal mereka, "Ayo Gorkhali" diterjemahkan sebagai "The Gurkha di sini", motto mereka, 'kaphar hunnu Bhanda marnu ramro' berarti, 'Lebih baik mati
DARI MANA MEREKA ?
Berada di kaki bukit Himalaya, Nepal. Gurkha merupakan penduduk pedesaan yang indah sekaligus dangat berbahaya. Tampilan membentang di pegunungan yang spektakuler dan lembah. Kebanyakan orang bertani tanah, menanam padi, kentang dan sayuran. Kerbau menjadi binatang peliharaan dan sumber susu, dan mereka mungkin memiliki beberapa ekor ayam, berjalan di luar rumah mereka yang sederhana.
Nepal berkembang dengan cepat tetapi di desa-desa Gurkha, kenyamanan modern tetap langka. Di sebagian besar desa, tidak ada listrik, dan selalu ada yang disebut hari curam, atau dua hari berjalan kaki ke jalan terdekat. Jika demikian, terlepas dari apa yang diproduksi di desa, semuanya harus datang naik atau turun gunung di punggung seseorang. Banyak penduduk miskin di Nepal yang merupakan salah satu negara termiskin di dunia - tapi mereka sangat menjaga martabat hidupnya dalam kesederhanaan.
Di banyak daerah, ada 1 dokter per 5.000 penduduk, tetapi di beberapa daerah, rasio mungkin serendah 1 dalam 100.000.
Namun, ditengah kesederhanaan juga sering terganggu oleh bencana alam. Nepal sangat rentan terhadap bencana seperti gempa bumi. Setiap tahun, mengamuk marah hujan, dan seperti sungai meluap, tanah longsor dan banjir merupakan bahaya yang selalu hadir.
Penyediaan kesejahteraan negara hampir tidak ada, dan fasilitas kesehatan yang tipis disana, terutama di remote Gurkha desa. Di banyak daerah, ada 1 dokter per 5.000 penduduk, tetapi di beberapa daerah, rasio mungkin serendah 1 dalam 100.000. Pada usia tua, jika pemogokan kemiskinan atau sakit-kesehatan, sepenuhnya bergantung dan dibantu teman, keluarga, dan tetangganya.
Penghargaan
The Victoria Cross adalah penghargaan tertinggi di Angkatan Darat Inggris untuk kesopanan ketika menghadapi musuh. Hal ini diberikan tanpa pangkat. Sejak 1858 Brigade Gurkha telah menerima 26 Victoria Crosses. Dari jumlah tersebut, 13 telah diberikan kepada perwira Inggris dan 13 sampai Nepal Gurkha. Setiap Victoria Cross won memiliki kisah unik tersendiri keberanian dan pengabdian.
10 Fakta tentang Victoria Cross untuk Gurkha
1. Ayah lansia Rifleman Lachiman Gurung VC dilakukan selama 11 hari dari Nepal ke Delhi untuk melihat anaknya dihiasi oleh Yang Mulia Raja Muda India, Marsekal Lord Wavell.
2. Logam cukup tersisa dari meriam Sebastopol untuk 85 baru Victoria Crosses. Yang terkenal logam terkunci di Central Ordnance Depot, Donnington.
3. Tidak seperti penghargaan lain untuk kesopanan VC tidak dibuat dalam mati atau menyerang tapi dilemparkan secara eksklusif oleh Hancock and Co, London.
4. 12 medali yang dibuat pada satu waktu dengan sisa saham yang dimiliki oleh MOD. Jadi, tidak pernah ada VC dibuat untuk individu tertentu.
5. Menurut sumber resimen, ada foto-foto ada dari Rifleman Thaman Gurung ketika ia dianugerahi VC anumerta. Petugas itu bertanya pria dengan fitur serupa untuk berpose untuk seniman. Sketsa dilanjutkan sampai kawan-kawan yang Rifleman setuju potret adalah representasi akurat.6. HM, Ratu Victoria mengganti kata-kata asli 'Untuk Keberanian' di kayu salib dengan 'For Keberanian'. 'Untuk Keberanian, "katanya," akan mengarah pada kesimpulan bahwa hanya mereka yang dianggap berani yang telah mendapat salib ".7. Rifleman Kulbir Thapa VC belum pernah di bawah api sampai pertempuran di mana ia telah diberikan kepada Victoria Cross8. Berukuran kurang dari lima kaki, Rifleman Lachiman Gurung akan gagal kriteria seleksi militer hari ini.9. Pemegang VC, nama asli Rifleman Ganju Lama adalah Gyamsto. Sementara tidak Gurkha enthnic, upaya perang menyambut semua orang bersedia. Dengan goresan pena panitera, namanya di pendaftaran dan masuk berikutnya pada gulungan kehormatan Ganju, tidak Gyamtso.10. Selama relief Lucknow pada tahun 1857, rekor 24 VC diberikan dalam satu hari.
Hingga hari ini, Gurkha tetap menjadi bagian penting dari Angkatan Darat Inggris. Dalam masa yang lebih baru, Gurkha telah bertugas di Falklands dan Gulf Wars, Irak, dan Afghanistan. Misi penjaga perdamaian telah membawa mereka ke Kosovo, Bosnia, Timor Leste dan Sierra Leone.
Mereka tetap terkenal karena loyalitas, profesionalisme dan keberanian.
Menjadi Gurkha adalah suatu hal yang sangat membanggakan. Puluhan ribu orang Nepal muda berlaku, tetapi sedikit yang diterima. Prosedur seleksi yang ketat meliputi; tata bahasa Inggris dan tes matematika, penilaian inisiatif dan medis, wawancara akhir, dan tidak sedikit, melelahkan tes kebugaran, termasuk 'doko ras', yang melibatkan membawa 75 kilogram batu sementara berlari curam 4,2 kilometer tentu saja.
Related Posts:
Langganan:
Postingan (Atom)